Jakarta, 5 Desember 2023
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin kukuhkan Tenaga Cadangan Kesehatan-Emergency Medical Team (TCK-EMT) tipe 2 di Bumi Perkemahan dan Graha Wisata Cibubur, Jakarta Timur, pada Selasa (5/12/2023). Menkes Budi menargetkan TCK-EMT tipe 2 ini mendapatkan sertifikasi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO).
“Saya berharap agar latihan ini kita susun, kita lakukan dengan satu target. Targetnya adalah dalam waktu secepat mungkin tim tenaga cadangan kesehatan (TCK-EMT) Indonesia bisa disetujui oleh WHO masuk ke tipe 2,” ujarnya di lokasi acara.
Sebelumnya, Kemenkes telah mengukuhkan TCK-EMT tipe 1. Tim tersebut telah diterjunkan pada bencana alam di Turki.
Sayangnya, TCK-EMT tipe 1 hanya boleh melakukan bantuan yang sifatnya pertolongan pertama dan melayani perawatan pasien ringan. TCK-EMT tipe 1 tidak boleh melakukan tindakan operasi sebagaimana standar yang ditetapkan oleh WHO. TCK-EMT dapat melakukan tindakan operasi jika sudah tipe 2.
Karena itu, Menkes Budi mengukuhkan TCK-EMT Tipe 2 Indonesia ini dengan target mendapatkan sertifikasi dari WHO. Dengan demikian, bantuan kesehatan yang diberikan oleh Indonesia pada korban bencana alam dapat lebih maksimal.
“Ada 10 negara yang sudah masuk tipe 2 untuk tim cadangan kesehatannya. Jadi, saya titip ke teman-teman sekalian, ayo bangsa kita itu bangsa besar, penduduknya nomor 4 terbanyak di dunia dan harus bisa menjadi bagian dari negara yang mempunyai TCK-EMT Tipe 2,” ucap Menkes Budi.
Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan Sumarjaya mengatakan Tenaga Cadangan Kesehatan ini bukan seperti pemain bola, melainkan tenaga inti yang disebarkan ke tempat lain ketika terjadi bencana dan kapasitas tempat yang ada tidak memadai.
Menurut standar WHO ada 4 tipe TCK-EMT. Kemenkes sudah mengukuhkan TCK-EMT Tipe 1 fixed dan mobile di 11 regional yang ada di Indonesia pada Mei 2023. Untuk TCK-EMT tipe 2, dari 166 negara, hanya 10 negara yang mempunyai TCK-EMT tipe 2 tersertifikasi oleh WHO.
“Nah, kita mudah-mudahan, ini semangat kita mau membuat TCK-EMT tipe 2,” kata Sumarjaya.
Setelah pelatihan dan pengukuhan ini, TCK-EMT Tipe 2 akan didampingi oleh WHO untuk mendapatkan sertifikasi. TCK-EMT Tipe 2 ini diperkuat oleh 90 orang yang terdiri atas farmasi, ortopedi, bedah, penyakit dalam, dan anak, serta semuanya sesuai dengan standar WHO.
Berikut tipe EMT sesuai dengan kualifikasi dan kompetensi berdasarkan jenis layanan kesehatan yang diberikan:
1. EMT Tipe 1 Bergerak (Mobile).
Melakukan pelayanan medis dasar, rawat jalan, dan kegawatdaruratan secara mobile serta melakukan rujukan.
2. EMT Tipe 1 Menetap (Fixed).
Melakukan pelayanan medis dasar rawat jalan dan kegawatdaruratan yang bersifat menetap di satu lokasi serta melakukan rujukan.
3. EMT Tipe 2.
Melakukan pelayanan EMT Tipe 1 dengan dukungan pelayanan rawat inap, pelayanan bedah umum, penanganan kasus kegawatdaruratan (emergensi), penanganan cedera/trauma, pelayanan bedah kebidanan dan pelayanan spesialis lain disesuaikan dengan kejadian bencana serta ditambahkan pelayanan rujukan.
4. EMT Tipe 3.
Melakukan pelayanan EMT Tipe 2 ditambah pelayanan perawatan intensif dan rujukan lanjutan.
5. EMT Specialist Care Team.
Tim perawatan khusus tambahan yang terdiri dari spesialis tertentu yang dapat ditugaskan di fasilitas kesehatan lokal atau bergabung ke dalam EMT Tipe 2 atau Tipe 3 atau tempat penugasan lain sesuai kebutuhan.
Pelayanan spesialis tersebut dapat berupa spesialis wabah/penyakit infeksi, bedah, ortopedi, anestesi, emergensi medis, rehabilitasi medis, kesehatan jiwa, penyakit dalam, obstetri dan ginekologi, pediatri, neonatologi (bayi baru lahir), radiologi, perawatan luka, penanganan luka bakar, Disaster Victim Identification (DVI), dialisis, evakuasi medis, atau terdiri gabungan beberapa spesialis (interdisipliner).
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi nomor hotline Halo Kemenkes melalui nomor hotline 1500-567, SMS 081281562620 dan alamat email [email protected].
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik
dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid